Direktur Sekretariat Nasional BPN Prabowo-Sandi, M Taufik menyarankan kepada Ketua KPU RI Arief Budiman untuk mundur dari jabatannya.
Politikus Partai Gerindra tersebut mengatakan Pemilu 2019 khususnya Pilpres 2019 terindikasi banyak masalah. Seperti, banyaknya petugas Pemilu yang meninggal hingga salah input data.
“Saya menyarankan saudara Arief mundur, karena ini pemilu yang memakan korban banyak. Kemudian, ada salah input bahkan ribuan,” kata Taufik di Sekretariat Nasional (Seknas) Prabowo-Sandi di bilangan Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (28/4/2019).
Taufik menambahkan, hal itu secara spesifik dibuktikan dengan menambah suara dari pasangan calon 01 dan mengurangi perolehan suara pasangan calon 02.
“Jangan-jangan ini jadi tersistem. Nah pertanyaan-pertanyaan ini yang saudara Arief itu selalu mengecilkan laporan-laporan masyarakat.” imbuh Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta itu.
Taufik memberi contoh kejadian di Malaysia yang menurutnya dianggap biasa oleh KPU.
“Bagaimana satu suara harus dijaga oleh KPU. Saya kira layaknya Atief mundur, karena ini makan korban begitu. Ini kan pembiaran, kelalaian, dan kami akan adukan itu sebagai yang membiarkan. Setiap hari ada yang meninggal, sekarang udah 300 lebih,” jelasnya.
230 orang meninggal Jumlah petugas penyelenggara pemilu yang gugur saat bertugas terus bertambah.
Data terbaru yang disampaikan Komisioner KPU Viryan Aziz, Jumat (25/4/2019) per pukuk 12.00 WIB, diketahui ada 230 orang petugas penyelenggara pemilu meninggal dunia.
Sementara, jumlah petugas yang jatuh sakit berjumlah 1.671. Sehingga total yang mengalami musibah seluruhnya menjadi 1.901.
“Update, ada 230 orang meninggal dunia, sakit 1.671, total 1.901 per Jumat siang ini,” ujar Viryan Aziz.
“Sepertinya akan bertambah,” imbuh Viryan Aziz.
Berdasarkan data jumlah petugas KPPS yang meninggal bertambah 5 orang dari data sebelumnya yakni 225 orang. Sementara yang sakit bertambah 201 orang, dari data sebelumnya yakni 1.470. Sebelumnya KPU mengatakan Kementerian Keuangan telah menyetujui santuan bagi korban berdampak.
Ketua KPU Arief Budiman menyebutkan, kini pihaknya sedang menunggu Kemenkeu menentukan besaran santunan yang diberikan.
Diketahui KPU mengusulkan, untuk korban meninggal mendapat santunan kisaran Rp30 – 36 juta. Untuk korban yang mengalami kecatatan mendapat santunan sebesar Rp30 juta dan korban luka usulan besaran santunan Rp16 juta.
Pelaksanaan Pemilu 2019 Cukup Tragis
Menurut Pengamat politik Universitas Indonesia, Ade Reza Hariyadi menilai penyelenggaraan Pemilu 2019 berjalan cukup tragis.
Tanggapannya ini disampaikannya melihat banyaknya petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang meninggal dunia saat bertugas.
“Saya setuju kalau dikatakan pemilu kali ini cukup tragis, karena apa? kita belum pernah mengalami kejadian (korban meninggal KPPS) seperti ini,” ujar Ade Reza Hariyadi saat acar diskusi bertajuk ‘Mengungkap Fenomena Hoaks dan Upaya Delegitimasi Penghitungan Suara Pasca Pemilu Serentak 2019’, di RM Mbah Jingkrak, Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Kamis (25/4/2019).
Ade mengatakan pelaksanaan Pemilu 2019 sebagai Pemilu gagal dinilai terlalu tergesa-gesa. Alasannya, hingga saat ini Pemilu belum selesai.
“Kalau dikatakan ini Pemilu curang kemudian gagal saya kira tidak tepat karena permainan belum selesai, karena itu perlu dikoreksi pernyataan yang tergesa-gesa itu,” ujarnya.
Hal itu diungkapkannya lantaran banyaknya petugas KPPS yang meninggal dunia saat bertugas menjadi catatan kelam perjalanan demokrasi di Indonesia.
Ade pun menilai perlu adanya evaluasi terkait sistem Pemilu secara serentak.
via Soal Banyak Korban Dan Ribuan Salah Input, BPN Prabowo Minta Ketua KPU Mundur Dari Jabatannya
credit by #913